Kamis, 06 Desember 2012

0Shar

Objek Wisata Cibulan: Primadona Wisatawan Paling Unik di Kuningan

Awalnya, bukan hal yang mulus bagi seorang Didi Sutardi untuk mendapat amanah dari warga Desa Maniskidul,Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang tidak rela bila Objek Wisata Cibulan dikelola oleh PDAU. Pada tahun 2010 Didi mulai membuat proposal ke Desa, dan sempat dipending selama 1 tahun. Dan, alhamdulillah pada tahun 2011 dipanggil mengelola Objek Wisata dengan membayar 550 juta rupiah pada tahun 2011.
1347195802692897123
Didi Sutardi: Tidak ada yang tidak mungkin
Dengan tabah ia bangun usaha dengan teliti dan berhati-hati, dimana tidak sedikit mendapatkan tekanan-tekanan atau intimidasi yang pihak-pihak tidak ingin dirinya mengelola asset daerah. Bahkan cobaan itu berlanjut, saat asset desa ini pada tahun 2012 dibuka lelang terbuka dengan harga awal 700 juta oleh Pemerintahan Desa setempat, dengan konsekuensi dibayar di muka untuk 3 tahun berturut-turut. Bayangkan, hingga pada detik terakhir, lawan menawarkan sudah menawarkan 845 juta, dan beruntunglah saat dirinya menambah penawaran yang 5 juta lebih, sehingga 850 juta waktu tender berakhir, sehingga pada akhirnya Didi memenangkan tender tersebut. Di situlah ia yakin, “tidak ada yang tidak mungkin, asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas dalam niat. Man jadda wa jada.”
1347195920727366612
RM Lesehan OW Cibulan: Ikan Bakar atau Ayam Bakar?
Usaha Didi dan keluarga terdiri dari berbagai usaha, mulai dari fotokopi, BW Mart hingga Villa Cibulan Indah. Dengan kunjungan wisatawan paling sepi 300 orang per hari dan pada puncaknya saat masa liburan Idul Fitri 1433 H (19 sd 25 Agustus 2012) yang mencapai 23.000 orang yang datang, dapat dibayangkan berapa pemasukan yang ia terima dengan mengalikan harga tiket @ Rp.8.500 untuk dewasa dan @ Rp.5.000 untuk anak-anak. Selama seminggu liburan usai Lebaran saja diperkirakan Rp.138.000.000 dari hasil karcis (bila rata-rata bayar Rp.6000 saja, asumsi anak kecil lebih banyak dibanding dewasa). Belum lagi pemasukan dari parkir motor dan penitipan helm, dan parkir mobil di lapangan parkir yang cukup luas dan nyaman sebelum pintu masuk objek wisata. Belum lagi, pemasukan dari therapi ikan Rp.5.000 sepuasnya; Flying fox (sejenis luncur di kawat baja dengan Rp.15.000 untuk orang dewasa, dan Rp.10.000 untuk anak-anak. Berikutnya, bagi hasil yang diperoleh dari rekan usaha rumah makan yang menjual aneka masakan khas Sunda dengan menu ikan bakar dan ayam bakar.
1347196393729577130
Kolam renang OW Cibulan
Menurut Didi di wilayah Cibulan dan sekitarnya, ada ribuan mata air yang tersebar dimana-mana. Mengapa masyarakat menolak adanya PDAU saat peralihan dari pengelolaan oleh desa ke swasta? Hal itu karena yang kami miliki adalah niat baik dan ikhlas dan menghadapi 3 tantangan, yaitu pertama bagaimana memajukan pengusaha kecil. Kedua, memajukan masyarakat usaha. Ketiga, Pemerintahan daerah tidak mendukung.
Didi tidak berkecil hati meski tidak ada plang di jalan sebagai petunjuk arah yang memadai keberadaan objek wisata yang dikelolanya dan minimnya promosi yang di-publish oleh Pemkab. Kuningan. Ia berharap, mudah-mudahan Objek Wisata Cibulan tetap eksis dimana dirinya dan unsur manajemen lain mengadakan pengajian 2 minggu sekali setiap hari Jumat untuk para pedagang dimulai pukul 9 pagi. Menurutnya, bila hati dan pikiran bersih, niscaya semua upaya kita akan berhasil.
13471964942097250533
Satu dari 7 Pincuran yang ada dalam Petilasan Prabu Siliwangi di OW Cibulan
134719780927637697
Pintu 7 Pincuran Kramat Tempat 

Petilasan Prabu Siliwangi
Pengusaha muda Didi (34) yang awalnya mau mondok di ponpes Husnul Khotimah, namun tidak betah dan hengkang ke Jakarta, hingga kemudian ia bertemu dan bekerja pada seorang pengusaha Minang di Bekasi, Jawa Barat. Bekerja dengan disiplin dengan orang Minang di Cut Mutiah, Bekasi membuat sang majikan sayang pada dirinya yang rajin belajar berniaga yang baik. Ia selalu dipantau oleh pengusaha Minang itu sampai ia mencoba mandiri dengan berjualan kecil-kecilan. Hingga ia pun sempat menjadi agen koran di terminal Bekasi, selain kepemilikan warung rokok dan keperluan sehari-hari.
Hingga pada usai kerusuhan Mei 1998, atau sekitar 1999 kembali lagi ke Kuningan, dan mulai dipercaya mengelola usaha yang dimiliki yayasan sambil melanjutkan sekolah yang ditinggalkan setingkat Aliyah, dan dipercaya menangani usaha fotokopi. Syukur alhamdulillah, naluri bisnisnya bangkit kembali. Apalagi, upaya fotokopi yang dimulai dari 1 unit, kini terus berkembang hingga mencapai 8 unit fotokopi  saat ini. Pada 2008 sebenarnya ia sudah melirik objek wisata Cibulan, namun belum mempunyai modal untuk mengelola Objek Wisata Cibulan, sehingga keinginan itu hanya dipendam dalam hati saja.
13472405991931803268
Flying Fox: Arena uji nyali melintas di ketinggian 25 meter di atas kolam ikan…
Prinsip hidup Didi, tidak ada yang tidak mungkin di dunia. Pada 2010 melakukan umroh dan mendapatkan jatah pergi haji untuk 2012 . Tidak ada yang tidak mungkin bila kita yakin dan terus berusaha.
1347197678208006415
Renang di Kolam yang penuh ikan dewa
Objek wisata Cibulan merupakan objek wisata hutan air dimana banyak pohon besar yang sudah berumur tua dan mempunyai sumber air yang sangat jernih terletak di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, sekitar 7 km dari Kota Kuningan. Ini merupakan objek wisata tertua di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati R.A.A Muhammad Ahmad. Kolam untuk berenang yang terdiri dari 3 kolam renang (khusus anak-anak;remaja;dan dewasa) ini berisi ikan langka sejenis Kancra Bodas (putih) yang disebut sebagai ikan dewa. Ikan ini super jinak berukuran hampir sebesar bayi manusia sehingga sering menjadi objek pemotretan bagi para wisatawan yang tiba ke sana.
Konon objek wisata ini merupaan situs perjalanan para wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, dan juga terdapat situs petilasan Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran dimana ada tujuh sumber air yang dikeramatkan.
13472408191427841264
SP: Sahabat Perikanan, dan sayang ikan
Ketujuh mata air terdiri dari kolam-kolam yang mempunyai nama tersendiri. Sumur pertama, disebut Kejayaan.Kedua, Kemuliaan. Ketiga, pengabulan. Keempat, Cirencana. Kelima, Cisadane. Keenam, Kemudahan. Ketujuh, Keselamatan.Pokoknya Cibulan merupakan objek wisata paling unik dan magis di Kuningan.
1347198382738952588
Ikan Dewa siap menemani Anda berenang
Mau tahu, apa makanan kesukaan ikan Dewa ini? Percaya gak percaya, setiap malam Jumat Kliwon, Didi sering memberi makan apel merah yang sangat disukai oleh ikan dewa. “Apel merah merupakan makanan favorit ikan Dewa,”

Macam Peralatan Kantor

Macam peralatan kantor meliputi banyak peralatan yang di gunakan di kantor dan sebagai bahan penyuport kinerja kantor sehingga menjadikan tugas itu menjadi lebih baik dan lebih mengutamakan kualitas kerja di kantor. Peralatan kantor juga berguna untuk menunjukkan bahwa setiap kantor harus mempunyai support peralatan yang baik dan berkualitas.

Macam Peralatan Kantor Murah

Macam peralatan kantor murah dan berkualitas bisa di temukan di shopping online dan peralatan kantor online yang ada di dunia maya,
Macam peralatan kantor berupa :
  1. Meja kantor untuk para pegawai
  2. Kursi kantor untuk para pegawai kantoran
  3. Lemari untuk menyimpan berbagai macam dokumen
  4. Dan peralatan kantor lainnya yang menyuport kinerja pegawai anda

Peralatan kantor Murah di jakarta

Anda bisa menemukan berbagai peralatan kantor di jakarta di tempat sentra kantor jakarta. Selain itu anda dapat menemukan peralatan kantor murah di toko online yang ada di dunia maya. untuk lebih detailnya masuk saja ke www.sentraoffice.com
peralatan kantor murah

Incoming search terms:

Jalaksana, Jalaksana, Kuningan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Jalaksana
—  Desa  —
Negara  Indonesia
Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Kuningan
Kecamatan Jalaksana
Luas 139.870 Ha
Jumlah penduduk 6.537 jiwa
Kepadatan -
Jalaksana adalah desa di kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.

Daftar isi

Sejarah

Menurut asal-usul kata (etimologi) nama Jalaksana berasal dari dua kata yaitu Jalak dan sana. Jalaksana berasal dari kata "JA dan LAKSANA", artinya "SEMOGA TERLAKSANA'.

Pemerintahan

Jalaksana dilihat dari statusnya sebagai sebuah desa maka dipimpin oleh seorang kepala desa atau lebih dikenal dengan sebutan (Kuwu). Jalaksana terdiri dari 4 kampung/blok dan 21 RT.

Batas Wilayah

Batas wilayah desa Jalaksana
  1. Di sebelah utara berbatasan dengan desa Sadamantra
  2. Di sebelah selatan berbatasan dengan desa Manis Kidul
  3. Di sebelah barat berbatasan dengan desa Manis Kidul
  4. Di sebelah timur berbatasan dengan desa Sadamantra

Geografis

Keadaan iklim desa Jalaksana dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C - 32° C serta curah hujan berkisar antara 2.000 mm - 2.500 mm per tahun. Pergantian musim terjadi antara bulan November - Mei adalah musim hujan dan antara bulan Juni - Oktober adalah musim kemarau.

Ekonomi

Sebagian besar penduduk Jalaksana berprofesi sebagai petani, sisanya adalah PNS, pegawai swasta, buruh tani, buruh bangunan dan pedagang. Perekonomian Jalaksana banyak di sumbang oleh penduduknya yang merantau di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan kota besar lainnya.

Demografi

Penduduk desa Jalaksana berjumlah 6.537 orang, terdiri dari:
  • 3.315 orang laki-laki
  • 3.222 orang perempuan

Akses Transportasi

Untuk mencapai desa Jalaksana dari pusat kota Kuningan tidaklah sulit. Jaraknya dari kota Kuningan kurang lebih 12 km, di hubungkan dengan angkutan desa

Referensi